oleh: Dr. Susy Ong
Perang Cina – Jepang
1894-1895
1894-1895
•Alasan pihak Jepang: mempertahankan kedaulatan Korea
•Treaty of Commerce and
Navigation between Great Britain and Japan (London, 16 Juli 1894)
: aliansi Jepang – Inggris vs Cina
•Konflik internal pemerintahan Cina: kepemimpinan yang lemah (pasca Heavenly
Peace Rebellion)
Perjanjian Shimonoseki
•Koloni baru: pulau taiwan, hak berlayar di wilayah pesisir Cina, pengaruh di semenanjung Korea
(Korea ‘merdeka’ dari Cina)
•Pampasan perang: 200 juta +
30 juta tael -- setara dengan 2,5
kali lipat APBN Cina waktu itu)
– kredit dari Inggris dengan pemasukan bea cukai negara sebagai agunan
- setara dengan lebih dari 4
kali lipat APBN Jepang waktu itu – pabrik besi baja Yahata, pembangunan militer
Triple
intervention
•Rusia, Perancis, Jerman – memaksa Jepang kembalikan semenanjung Liaotung kepada Cina (dengan uang tebusan)
•Keutuhan wilayah Cina – membendung pengaruh Jepang di Cina --- sebagai imbalan atas ‘intervensi’,
3 negara tsb dan Inggris masing2 memperoleh ‘porsi’ wilayah di Cina
Pemberontakan Boxer (1900)
•Peran Jepang – secara geografis paling dekat dengan lokasi pemberontakan
•Pamer kekuatan, Jepang tampil sebagai negara yang setara dengan negara-negara Barat
•Pemberontakan Boxer dan Perang Boer
(Afrika Selatan)
– Inggris kewalahan – butuh sekutu di ‘timur jauh’
-- Jepang
Anglo-Japanese Alliance,
1902
The
Anglo-Japanese Treaty, 1902
Article 1
The
High Contracting parties, having mutually recognized the independence of China
and Korea, declare themselves to be entirely uninfluenced by aggressive
tendencies in either country, having in view, however, their special interests,
of which those of Great Britain relate principally to China, whilst Japan, in
addition to the interests which she possesses in China, is interested in a
peculiar degree, politically as well as commercially and industrially in Korea,
the High Contracting parties recognize that it will be admissible for either of
them to take such measures as may be indispensable in order to safeguard those
interests if threatened either by the aggressive action of any other Power, or
by disturbances arising in China or Korea, and necessitating the intervention
of either of the High Contracting parties for the protection of the lives and
properties of its subjects.
Article 2
Declaration
of neutrality if either signatory becomes involved in war through Article 1.
Article
3
Promise
of support if either signatory becomes involved in war with more than one
Power.
Article
4
Signatories
promise not to enter into separate agreements with other Powers to the
prejudice of this alliance.
Article
5
The
signatories promise to communicate frankly and fully with each other when any
of the interests affected by this treaty are in jeopardy.
Article
6
Treaty
to remain in force for five years and then at one years' notice, unless notice
was given at the end of the fourth year.
Perang Jepang-Rusia 1904-1905
•Wilayah sengketa:
- Manchuria
(‘wilayah tidak bertuan’)
– Jepang: pasca Pemberontakan Boxer, Rusia tidak menarik pasukan dari Cina Utara
- Korea
(perseteruan kelompok pro Jepang dan kelompok pro Rusia
•Jepang (dukungan Inggris,
AS) Vs Rusia (dukungan Perancis, Jerman)
•Dana di pihak Jepang: obligasi perang di bursa saham London, dibeli oleh bankir Jerman keturunan Yahudi (protes terhadap kebijakan pogrom); pajak dalam negeri
Taft-Katsura
Agreement (Juli 1905)
•AS mengakui ‘pengaruh’ Jepang di semenanjung Korea
•Jepang mengakui ‘kepemilikan’
AS atas kepulauan Filipina
•‘perdamaian’ di Asia Timur merupakan kerja sama Jepang,
AS dan Inggris
Treaty of Portsmouth 5 Sept. 1905
•Inisiator: Presiden AS
Theodore Roosevelt
tujuan: imbalan dalam bentuk ‘porsi’
AS di Manchuria – gagal – slogan ‘equality of opportunity’
•Tanpa pampasan perang
•Rusia mengakui ‘kepentingan’ Jepang di Manchuria
Huru-hara di Hibiya 1905 (日比谷焼討事件;ひびややきうちじけん)
•Kecewa karena kemenangan perang tanpa disertai perolehan pampasan perang
•Hasutan golongan ekstrem kanan (ultra nasionalis)
•Protes massal oleh kaum urban, terkait kebijakan luar negeri
Pasca perang Jepang-Rusia
•Perkembangan industri – perluasan pasar luar negeri
•1906: South Manchuria
Railway Company – VOC?
•Membengkaknya pengeluaran pemerintah – pajak tidak diturunkan
•Booming ekonomi, inflasi, kesenjangan sosial, protes sosial dan berkembangnya pemikiran sosialisme
•Boshin imperial edict
(戊申詔書;ぼしんしょうしょ)-- seruan agar rakyat Jepang hidup hemat dan rajin bekerja
•Local improvement
movement (地方改良運動;ちほうかいりょううんどう)
– peran kementerian dalam negeri dalam ‘social
management’ kehidupan rakyat / komunitas di seluruh penjuru negeri – pendidikan, organisasi pemuda, organisasi wanita, kegiatan olah raga
(undokai); tujuan: ‘menghidupkan kembali’
(rekayasa?) komunitas sebagai pengemban tanggung jawab moral terhadap negara / Kaisar.
High
Treason Incident (大逆事件;たいぎゃくじけん)
•Kotoku Shusui: Imperialisme –
Monster di abad ke-20
•c.f. Lenin:
Imperialism, the highest Stage of Capitalism
•1910: tuduhan (fitnah) rencana pembunuhan terhadap Kaisar oleh kaum sosialis – pengadilan tertutup dan eksekusi –
rasa takut pemerintah terhadap gerakan sosialisme
•Dampak sosial dan psikologis:
rasa takut, surutnya aliran naturalisme dan munculnya idealisme
Kabinet (1)
•1892.8 –
1896.9 kabinet Ito Hirobumi (Choshu) II
perang Jepang-Cina
tekanan dari partai oposisi dan ormas – berhasil dalam revisi perjanjian dgn Inggris
mundur karena tekanan dan persaingan antar partai oposisi
Kabinet (2)
•1896.9 –
1898.1 kabinet Matsukata Masayoshi (Satsuma) II
Menlu:
Okuma Shigenobu (parpol)
Gubernur Bank Sentral:
Iwasaki Yanosuke
(pemimpin grup bisnis Mitsubishi)
mundur karena konflik dengan partai oposisi
Kabinet (3)
•1898.1 –
6 kabinet Ito III
mundur karena tanpa dukungan parpol
•1898.6 –
11 kabinet Okuma Shigenobu (parpol)
– mundur karena konflik sesama parpol
•1898.11 –
1900.10 kabinet Yamagata Aritomo (Choshu) II
– berkoalisi dengan parpol, meng-goal-kan RUU pajak tanah; mundur karena hilangnya dukungan dari parpol
•1900.10 –
1901.6 kabinet Ito IV –
Ito sebagai ketua parpol Seiyukai – mundur karena skandal korupsi menteri perhubungan dan kisruh terkait masalah pembangunan rel kereta api
Kabinet (4)
•Kabinet Katsura Taro
I: 1901.6 -1906.1
persiapan perang Jepang-Rusia (membentuk aliansi Jepang – Inggris)
dukungan dari partai oposisi (Seiyukai); imbalan: jabatan PM berikutnya untuk Seiyukai
kabinet jatuh karena huru hara Hibiya
–digantikan oleh kabinet Saionji Kinmochi (Seiyukai)
Kabinet (5)
•
Kabinet
Saionji Kinmochi I: 1906.1 -1908.7
1906. 3
nasionalisasi rel kereta api
1907. 7 perjanjian Jepang – Korea III
(wewenang kebijakan domestik Korea diserahkan ke wakil Jepang di Korea)
1907.6 perjanjian Jepang – Perancis –
Perancis akui Jepang sebagai MFN, Jepang akui hak Perancis atas Indocina –
larang aktivitas pro kemerdekaan oleh mahasiswa Vietnam di Jepang
1907.7 perjanjian Jepang – Rusia – Rusia
akui hak Jepang di Manchuria, Jepang akui hak Rusia di Outer Mongolia
Mundur
karena serangan dari pihak Yamagata Aritomo
Kabinet
(6)
•
Kabinet
Katsura II: 1908.7 -1911.8
pemimpin angkatan darat; politik garis keras
Boshin Imperial Rescript
Local Improvement Movement
High Treason Incident
Kontroversi legitimasi garis keturunan
kaisar
Aneksasi Korea
perjanjian rahasia dengan Seiyukai (Saionji
sbg PM berikutnya)
Kabinet
(7)
•
Kabinet
Saionji (partai Seiyukai) II: 1911.8 – 1912.12
1911.10
Revolusi di Cina – kekhawatiran pengaruh revolusi ke Jepang – angkatan
darat minta tambahan anggaran (tambahan dua divisi), PM Saionji menolak –
angkatan darat menarik menteri AD dari kabinet – kabinet Saionji jatuh
日韓併合に関する条約(1)
•
1910(明治43)年8月22日条約第4号
•
8月29日裁可;発効
•
日本国皇帝陛下及韓国皇帝陛下ハ両国間ノ特殊ニシテ親密ナル関係ヲ顧(おも)ヒ相互ノ幸福ヲ増進シ東洋ノ平和ヲ永久ニ確保セムコトヲ欲シ此ノ目的ヲ達セムカ為ニハ韓国ヲ日本帝国ニ併合スルニ如カサルコトヲ確信シ茲ニ両国間ニ併合条約ヲ締結スルコトニ決シ之カ為日本国皇帝陛下ハ統監子爵寺内正毅ヲ韓国皇帝陛下ハ内閣総理大臣李完用ヲ各其ノ全権委員ニ任命セリ因テ右全権委員ハ会同協議ノ上左ノ諸条ヲ協定セリ
•
第1条
•
韓国皇帝陛下ハ韓国全部ニ関スル一切ノ統治権ヲ完全且永久ニ日本国皇帝陛下ニ譲与ス
•
第2条
•
日本国皇帝陛下ハ前条ニ掲ケタル譲与ヲ受諾シ且全然韓国ヲ日本帝国ニ併合スルコトヲ承諾ス
•
第3条
•
日本国皇帝陛下ハ韓国皇帝陛下太皇帝陛下皇太子殿下並其ノ后妃及後裔ヲシテ各其ノ地位ニ応シ相当ナル尊称威厳及名誉ヲ享有セシメ且之ヲ保持スルニ十分ナル歳費ヲ供給スヘキコトヲ約ス
日韓併合に関する条約(2)
•
第4条
•
日本国皇帝陛下ハ前条以外ノ韓国皇族及其ノ後裔ニ対シ各相当ノ名誉及待遇ヲ享有セシメ且之ヲ維持スルニ必要ナル資金ヲ供与スルコトヲ約ス
•
第5条
•
日本国皇帝陛下ハ勲功アル韓人ニシテ特ニ表彰ヲ為スヲ適当ナリト認メタル者ニ対シ栄爵ヲ授ケ且恩金ヲ与フヘシ
•
第6条
•
日本国政府ハ前記併合ノ結果トシテ全然韓国ノ施政ヲ担任シ同地ニ施行スル法規ヲ遵守スル韓人ノ身体及財産ニ対シ十分ナル保護ヲ与ヘ且其ノ福利ノ増進ヲ図ルヘシ
•
第7条
•
日本国政府ハ誠意忠実ニ新制度ヲ尊重スル韓人ニシテ相当ノ資格アル者ヲ事情ノ許ス限リ韓国ニ於ケル帝国官吏ニ登用スヘシ
•
第8条
•
本条約ハ日本国皇帝陛下及韓国皇帝陛下ノ裁可ヲ経タルモノニシテ公布ノ日ヨリ之ヲ施行ス
•
右証拠トシテ両全権委員ハ本条約ニ記名調印スルモノナリ
•
明治43年8月22日
•
統監 子爵寺内正毅
•
隆熙 4年8月22日
•
内閣総理大臣 李完用 (Lee Wan Yong)
Akhir
era Meiji
•
Hubungan
internasional: Japan – US Commerce and Navigation Treaty, Februari 1911 ---
‘pengakuan kedaulatan penuh’ oleh AS
•
Tampilnya
Jepang sebagai kekuatan di Asia Pasifik
•
Koalisi
Satsuma-Choshu dengan parpol (oposisi)
•
Proses
pembentukan ‘rakyat’ – dari ‘kawula’ menjadi ‘warganegara’
•
Eksistensi
klik militer – supremasi militer atas kabinet pemerintahan sipil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar