Rabu, 12 Maret 2014

Kampanye NEW LIFE MOVEMENT di Jepang

NEW LIFE MOVEMENT  di Jepang pasca PD II
Susy Ong, Ph.D
Program Studi Kajian Wilayah Jepang
Universitas Indonesia

         Kesan tentang Jepang bagi para peminat studi Jepang: kota yang bersih, tertata, warga yang disiplin, tepat waktu, rajin, sopan, ramah, memiliki rasa solidaritas sosial yang tinggi
         Berbeda dengan Indonesia (?)
         Mengapa demikian? --- budaya Jepang

Budaya Jepang?
         Apakah Jepang dan warga Jepang sejak dahulu demikian? Tidak
         Mengapa menjadi seperti yang kita ketahui sekarang?
         Faktor historis --- kebijakan dan implementasi kebijakan
         Serangkaian kebijakan modernisasi = westernisasi sejak awal abad ke-20 dan kampanye New Life Movement pasca PD II

Kesinambungan dengan implementasi kebijakan sebelum PD II
         Local improvement movement, 1910-an --- himbauan hidup hemat, hidup sehat (olah raga), kegiatan pemuda untuk meningkatkan rasa solidaritas dan tanggung jawab sosial
         Gerakan perbaikan kualitas hidup (sandang pangan papan) warga urban – 1920an (tumbuhnya populasi kelas menengah urban)
         Gerakan perbaikan kualitas hidup di daerah pedesaan --- 1930an (era resesi ekonomi)
         Masa perang (1937 – 1945) – mobilisasi umum, gerakan hidup hemat, efisien, gaya hidup yang ilmiah dan modern (agar rakyat bersemangat dalam mendukung perang)
         Tuntutan negara terhadap perusahaan: produktivitas maksimal --- kelayakan hidup pekerja dan keluarga pekerja harus diperhatikan --- peran perusahaan kampanye hidup hemat dan pantas

Pasca kekalahan dalam PD II
         Realita: kemiskinan dan rasa putus asa,  kemerosotan moral ---- prostitusi, kriminalitas
         Lembaga pemerintah (pusat maupun daerah) bekerja sama dengan perusahaan, lanjutkan kebijakan ‘pengarahan gaya hidup ilmiah’ kepada warga dan karyawan
         Perbaikan kualitas hidup: keinginan dan sesuai dengan kepentingan semua pihak, termasuk pemerintah yg ingin memulihkan kredibilitas di mata rakyat, meredam ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah

New Life Movement, 1955 – awal 1970an
         Inisiatif awal: dunia bisnis (asosiasi pengusaha) , lembaga penelitian demografi (Kemenkes) --- pengarahan kepada para istri dari karyawan perusahaan (semua tinggal di mess perusahaan) tentang keluarga berencana, gaya hidup yg hemat dan pantas (sandang dan pangan)
         Pemda : membangun kesadaran warga tentang hidup modern dan produktif – kampanye hapuskan kebiasaan basa basi dan gengsi
         Usaha pemda yg didukung oleh akademisi sebagai penasihat:
  1. perbaikan gizi – menu yang sederhana tapi bergizi
  2. Gerakan bersih lingkungan – ‘ciptakan lingkungan yg bersih, bebas dari lalat dan nyamuk’ ---- warga bersama-sama menyapu jalan

implementasi
         Dialog antar warga : membangun rasa saling percaya dan semangat partisipasi --- semangat demokrasi, tidak lagi dengan gaya top down
         Mendorong inisiatif dari warga
         Gerakan menabung --- meniru kampanye nasional menabung di Inggris pasca PD II
         Slogan: hidup sehat, rasional, modern, hemat dan pantas

New Life Movement di Jepang
         Kesinambungan kebijakan pra perang dan pada era perang: membangun manusia yg hidup hemat, rasional, tinggi produktivitas dan memiliki rasa tanggung jawab sosial
         Keterlibatan pemerintah pusat, pemda, perusahaan dan akademisi --- semua menjadi pemangku kepentingan
         Keterlibatan rakyat, sebagai subyek; dan merasakan manfaat nyata


Tidak ada komentar:

Posting Komentar